Literasi SMA Fullday Al-Muhajirin

Selamat di platform Gerakan Literasi Winaya (GERILYA) SMA Fullday Al-Muhajirin

Kesehatan Mental Dalam Dunia Pendidikan


Alyssa Fitria S

XI Nasa’i

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental adalah keadaan sejahtera di mana setiap individu bisa mewujudkan potensi mereka sendiri. Artinya, mereka dapat mengatasi tekanan kehidupan yang normal, dapat berfungsi secara produktif dan bermanfaat, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitas mereka. Hakikatnya kesehatan mental sendiri tertuju pada keberadaan dan perawatan mental yang sehat. Seseorang yang dalam keadaan sehat mentalnya adalah individu yang memiliki kemampuan untuk menahan diri, mengindikasikan kecerdasan, berperilaku dengan menoleransi perasaan orang lain, serta hidup bahagia. Namun nyatanya sering terjadi peristiwa yang kemudian berdampak pada rasa trauma akibat kekerasan, tekanan berlebih, ataupun stress dalam jangka panjang.

Pendidikan dan kesehatan dua hal berkaitan yang merupakan hak dasar yang harus disediakan oleh Negara, hal itu juga tertulis dalam UUD 1945 Pasal 31 dan Pasal 28H. Kesehatan mental semakin memasuki kesadaran banyak orang. Di tahun 2023, berdasarkan survei Forbes, sekitar 45% warga Amerika Serikat telah menjadikan target kesehatan mental sebagai resolusi Tahun Baru 2023 teratas. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berperan demi mewujudkan sumber daya manusia dengan meningkatkan mutunya, melalui proses dan aktivitas pendidikan. Kondisi kesehatan mental siswa menjadi aspek penting karena hal itu menentukan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Kesehatan mental pelajar menjadi isu kebijakan publik yang penting, dan menjadi perhatian para akademisi, sosial dan politik, dalam permasalahan penting di banyak sekolah. Siswa yang tumbuh dalam kondisi mental yang sehat merupakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Pengalaman dunia menghadapi pandemi Covid-19 yang membuat manusia berjarak, bahkan berada pada masa penguncian, tidak bisa ke luar rumah dalam waktu lama, menjadi momentum betapa selama ini manusia abai dengan masalah kesehatan mental. Dari berbagai survei tercatat kasus kecemasan, rasa khawatir, depresi, bahkan berujung pada bunuh diri dan kesehatan mental pelajar dan mahasiswa meningkat menjadi 63,6% akibat pandemi. 

Anak-anak dan remaja, termasuk mereka yang duduk di bangku sekolah, juga rentan menghadapi masalah kesehatan mental ringan hingga serius. Waktu belajar di tengah pembatasan aktivitas saat pandemi, meskipun bisa diatasi dengan teknologi digital, tetap menimbulkan masalah sosial emosional. Narasi tentang wellbeing atau kesejahteraan anak yang juga berpihak pada isu kesehatan mental pun mengemuka.

Kondisi tersebut kian memperparah dunia pendidikan di Indonesia yang selama ini mengagung-agungkan pencapaian akademik. Pendidikan dianggap berhasil jika semua siswa lulus dengan nilai baik. Bahkan, ada yang tidak peduli meraihnya dengan cara-cara curang sekalipun. Banyak anak yang sebenarnya merasa lelah dengan sistem pendidikan yang tidak mengutamakan pembangunan relasi dan kesadaran diri secara bermakna dan menyenangkan. Namun, mereka tidak berdaya.

Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau penyakit mental. Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berinteraksi dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri. Jika dibiarkan tentu hal ini akan sangat membahayakan apalagi di kalangan para pelajar dan mahasiswa yang seharusnya bisa mengenyam pendidikan dengan akal yang sehat demi masa depan yang lebih baik.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental yaitu  Pertama-tama, penting untuk menjaga keseimbangan antara tugas akademik, aktivitas sosial, dan waktu istirahat. Terlalu banyak tekanan akademik dapat menyebabkan stres yang berlebihan dan mempengaruhi kesehatan mental. Dengan mengatur waktu dengan baik dan mengambil istirahat yang cukup dapat mengurangi risiko stres. 

Selain itu, lakukan hobi, dengan melakukan ini, kamu bisa lebih meningkatkan mood atau suasana hatimu karena memang hobi tersebut adalah hal yang kamu sukai. 

Mencari Support Sistem, bisa bergabung dengan komunitas-komunitas tertentu yang memberikan dukungan pada pelajar dan mahasiswa yang mengalami depresi dan stress. Dengan menjalin hubungan positif dengan lingkungan yang tepat, jadi merasa tidak sendiri menghadapi masalah yang dialami.

Mencari Bantuan Profesional, jika masalah kesehatan mental terlanjur menyerang, jangan berusaha untuk menyangkalnya. Segeralah mencari bantuan profesional seperti bagian konseling atau psikolog. Jangan menyimpulkan diagnosa sendiri ya, karena akan berdampak semakin parah terhadap kesehatan mental.

Beberapa ciri-ciri yang mungkin muncul ketika mengalami gangguan mental termasuk perubahan suasana hati yang drastis, kesulitan tidur, kehilangan minat atau motivasi, perubahan berat badan yang signifikan, isolasi sosial, dan kesulitan dalam konsentrasi. Jika remaja mengalami gejala-gejala ini, penting untuk segera mencari bantuan dari profesional kesehatan mental.

Dalam kesimpulan, kesehatan mental merupakan aspek yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Dengan menjaga kesehatan mental dengan baik, pelajar dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik, menjalin hubungan yang sehat, dan meraih kualitas hidup yang baik. Penting bagi pelajar untuk mengenali tanda-tanda gangguan mental dan mencari bantuan jika diperlukan. Dengan dukungan yang tepat, pelajar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dalam aspek kesehatan mental dalam dunia pendidikan.



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama