Literasi SMA Fullday Al-Muhajirin

Selamat di platform Gerakan Literasi Winaya (GERILYA) SMA Fullday Al-Muhajirin

HUBUNGAN MEDIA SOSIAL DENGAN KESEHATAN MENTAL REMAJA


Oleh Aurellia Shaloom

Era baru teknologi telah merevolusi cara kita berkomunikasi dan berinteraksi. Beberapa ahli berspekulasi bahwa media sosial memiliki pengaruh terhadap kesehatan mental remaja. Berbagai penelitian dilakukan untuk menilai apakah media sosial memiliki dampak positif atau negatif terhadap kesehatan mental remaja. 

Pada tahun 2011, American Academy of Pediatrics menyebutkan bahwa “Depresi Facebook” merupakan sebuah kondisi yang mungkin terjadi pada kaum muda yang menggunakan media sosial terlalu lama. Pernyataan tersebut menjadi kontroversi setelah diketahui bahwa laporan tersebut tidak didasari sumber primer, melainkan berita di media. Di sisi lain, studi-studi primer yang telah dilakukan sejauh ini menunjukkan hasil yang bervariasi mengenai hubungan antara media sosial dan kesehatan mental remaja.

Media sosial sering dianggap memberikan dampak negatif pada remaja. Penggunaan media sosial dinilai memiliki risiko terhadap penyimpangan psikososial remaja, seperti penghargaan diri, gambaran tubuh ideal, dan identitas remaja. Selain itu, media sosial juga berkaitan dengan isu mengenai perundungan dunia maya, akses pornografi yang lebih mudah, dan perilaku sexting atau bertukar pesan yang berbau seksual.

Pada tahun 2018, tinjauan oleh Crone et al menunjukkan bahwa perkembangan sistem saraf  yang sedang mengalami perkembangan signifikan pada saat remaja berkontribusi terhadap sensitivitas remaja terhadap penolakan di dunia maya, penerimaan dan pengaruh teman sebaya, serta interaksi yang penuh emosi di media sosial. Sensitivitas terhadap pengaruh teman sebaya ini lebih tinggi ditemukan pada kelompok remaja daripada kelompok usia lebih tua. Dari tinjauan ini dapat disimpulkan media sosial memiliki pengaruh yang lebih besar pada kelompok remaja. Tinjauan lain oleh Primack juga menunjukkan hubungan antara penggunaan media sosial dan peningkatan insidensi depresi, ansietas, dan gangguan tidur pada remaja.

Meskipun banyak penelitian yang menunjang adanya hubungan antara penggunaan media sosial dan kesehatan mental remaja, banyak penelitian lain menunjukkan hasil sebaliknya dan menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut. Hal ini sesuai dengan tinjauan oleh Keles et al, yaitu beberapa studi menunjukkan tidak ada hubungan antara frekuensi penggunaan media sosial dan mood depresi, meskipun beberapa studi lain menunjukkan hal sebailknya. Variasi hasil penelitian tersebut dapat disebabkan penggunaan media sosial berpengaruh secara tidak langsung terhadap kesehatan mental, tetapi dijembatani oleh faktor-faktor mediator seperti insomnia, dukungan sosial yang dirasakan, dan ruminasi.

Kesimpulan:

Media sosial memiliki potensi mempengaruhi kesehatan mental remaja, terutama gangguan ansietas dan depresi. Meskipun demikian, hubungan tersebut bersifat banyak faktor penyebab termasuk juga dipengaruhi bagaimana seseorang menggunakan media sosial itu sendiri. Di sisi lain, media sosial juga memiliki potensi dalam mendukung remaja dengan gangguan kesehatan mental antara lain dengan mempromosikan kesehatan mental, mendukung retensi pengobatan kesehatan jiwa, dan meningkatkan layanan kesehatan mental yang sudah ada. Sebaiknya, gunakan media sosial secara bijak. Manfaatkan sesuai kebutuhan saja dan jangan terlalu lama. 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama